Selasa

Wilayah Kerajaan Sriwijaya

Menurut Slamet Muljana, alasan perluasan wilayah bagi Sriwijaya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat (Slamet, 1981:68). Maka
berdasarkan alasan ini, dimulailah politik perluasan wilayah oleh
Sriwijaya yang mula-mula menaklukkan Bangka kemudian Kerajaan Melayu di
Jambi untuk mengambil alih peran sebagai  penguasa lalu lintas
perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka. Penguasaan atas Bangka dan
Kerajaan Melayu terjadi antara tahun 672-682 M atau akhir abad ke-7
(Slamet, 1981:67).

Menurut Slamet Muljana (1981), pada 682 M Sriwijaya meluaskan kekuasaan
dengan menaklukkan daerah Minanga Tamwan, yaitu sebuah daerah di sebelah
barat laut Melayu. Penaklukkan terhadap Minanga Tamwan ini ditulis dalam
Prasasti Kedukan Bukit. Setelah menundukkan Minanga Tamwan, perluasan
kekuasaan selanjutnya mengarah ke utara menuju pantai barat Semenanjung
untuk menaklukkan Kedah yang dilakukan
kira-kira antara tahun 685-688 M. Setelah berhasil menaklukkan Kedah,
Sriwijaya kemudian berhasil menaklukkan Kerajaan Tulang Bawang yang
terletak di Muara Sungai Tulang Bawang, Lampung. Penaklukkan ini
tertulis dalam Prasasti Palas Pasemah. Pada 686 M kekuatan militer
Sriwijaya melakukan ekspedisi penaklukan ke Jawa. Ekspedisi ini sukses
menaklukkan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Penaklukan terhadap
Tarumanegara tertulis dalam Prasasti Kota Kapur. Pada abad ke-8,
Sriwijaya menaklukkan daerah Ligor yang terletak di pantai timur
Semenanjung (Slamet, 1981:69, 74-75, dan 79).

 Dimulai dari abad ke-7 sampai 12, wilayah kekuasaan Sriwijaya telah
membentang dari Sumatera sampai ke Asia Tenggara. Menurut Jainal D.
Rasul (2003), disebutkan bahwa pada abad ke-12, wilayah imperium
Sriwijaya telah meliputi Sumatera, Sri Lanka, Semenanjung Melayu, Jawa
Barat, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Filipina. Kekuasaan yang sangat
besar ini menempatkan Sriwijaya sebagai sebuah imperium yang hebat
sampai abad ke-13 (Jainal D. Rasul, 2003:77).

3 komentar: